LhemuZylla Blog

Berbagi Itu Menyenangkan

Selasa, 10 April 2012

Cucumber Salmon Sweet

California Maki Japanese Food

Kamis, 15 Maret 2012

Seorang Pelawak Yang Bertobat

Bersama ini saya kirimkan kesaksian dari seorang Sunda yg jadi anggota group lawak dari Bandung dan pimpinannya adalah sdr Us-us (D'Bodor mantan bintang film di thn 60 an).Kesaksian ini saya dengar sendiri waktu ada rubrik kesaksian di Persekutuan doa yg dirumahnya Jendral (Purn) Pranowo, mantan dirjen Imigrasi.Fisik dari orang tsb ialah pendek sekitar 150 cm tapi giginya ada 4 buah yg copot karena dipukulin sama Ex teman2nya karena pindah agama.Kesaksian yg dibawah ini saya ambil dari majalah Narwastu, Namanya ialah Kang Maman alias Pak Elisa.Dari Sungai Ciliwung ke Sungai Yordan Sebelumnya ia bernama Muhammad Shalat karena ia dilahirkan pas jam sembayang, panggilan akrabnya adalah Maman. Tapi, kata dia, karena sekarang sudah menyeberang dari Sungai Ciliwung ke Sungai Yordan, maka namanya diganti menjadi Elisa. jadi, karena ia memang selalu gembira atau, mungkin lantaran ia seorang pelawak.Ditemui NARWASTU, di sebuah gereja di bilangan Depok. Kang Maman atau Pak Elisa memberikan kesaksiannya berikut ini :Dulu saya bukan orang Kristen, karena saya pernah juara membaca kitab suci agama saya yang dulu maka saya diangkat menjadi pegawai di Kantor Kecamatan. Saya juga mantan pelawak Grup Sangkuriang Bandung.Saya mengikut Kristus baru dua tahun ini. Ceritanya mula-mula ada orang datang ke kantor untuk ngurus surat-surat. Setelah saya baca,dia orang Kristen, saya nggak mau layanin. Saya benci orang Kristen.Lalu saya pulang padahal dia masih nunggu terus.Di rumah saya sembahyang, saya memang tidak pernah ketinggalan sembahyang.Waktu itu saya bersujud minta ampun kepada Tuhan. "Ampunilah perbuatan-perbuatan saya yang salah tadi siang".Tahu-tahu ada suara angin. Dan saya langsung melek. Ternyata ada yang berdiri di situ. Dia menampakkan wajahnya dan badannya dengan pakaian yang putih, pakai selendang merah bawa tongkat. Merahnya menyala tidak ada bandingnya. Sendalnya seperti bakiak dan berwarna emas.Lalu dia bilang begini, "Syalom, syalom." Saya nggak mengerti apa syalom itu. Tapi, seperti langit mau pecah itu suaranya. Waktu itu saya mengucap, "Astagafirullah aladzin". Saya didatangi itu kira-kira ada 5 menit.Lalu, dia bilang begini, "Anakku, akulah Isa Almasih, dan akulah Yesus Kristus.Akulah jalan yang lurus dan akulah yang terkemuka di dunia dan di
akhirat."Saya seperti nggak sadar, lalu bertanya, "Kau ini siapa?" Lalu Dia menaruh tangan di kepala saya: "Aku menumpangi kepala kamu. Aku akan memberkati kamu. Ikutlah aku. Jalan yang lurus." "Astagafirullah aladzin". Waktu saya melek lagi Dia sudah nggak ada.Lalu, saya membangunkan istri. "Mah, bangun."Dia tanya, "Aya naon (Ada apa)?".Lalu saya ceritakan kejadian itu. Dia malah bilang, "Itu teh jurig,setan, iblis."Dia suruh saya berdoa. Saya berdoa lagi. Istri saya tidur, saya nggak bisa tidur.Sampai satu minggu, saya nggak bisa tidur. Pikiran saya nggak tenang.Saya merasa masih melihat wajahnya terus-menerus. Rumah tangga saya jadi guncang, dan akhirnya saya keluar dari pekerjaaan.Suatu sore, saya berjalan-jalan, sampai ke dekat gereja. Waktu itu ada kebaktian, jemaatnya nggak banyak. Saya dengerin saja dari luar.Tapi Pak Pendeta ngajak saya masuk. "Entar diberkati Tuhan" katanya.Saya takut masuk, Nanti saya disalib, pikir saya begitu. Saya pulang saja.Minggu berikutnya saya ikut seminar di Gereja itu. Ada pelepasan katanya.Tapi saya nggak tahu apa artinya. Sampai saya ikut pelepasan, lalu dikasih Alkitab sama Pak Pendeta. Tapi, nggak pernah saya bawa ke rumah. Saya taruh saja di kebun singkong. Takut, Mertua saya kan ulama.Tapi saya belajar terus di gereja itu. Selama tiga bulan saya membohongi istri. Kalau ditanya, "Bapak dari mana?"Saya jawab: "Kondangan, Mah".Istri saya nggak percaya. "Kok siang malam kondangan terus. Punya pacar kali ?" Saya nggak mau begitu terus. Saya kan umat Kristus.Lama-lama, saya mendoakan orang sakit, nggak dibawa ke dokter, tapi sembuh. Yang lumpuh, saya doakan demi Nabi Isa Almasih, dia sembuh.Tapi suatu hari ada yang datang ke mertua saya, dan bilang, "Pak,sekarang mantunya jadi dukun Kristen lho..!"Malam itu juga jam dua subuh saya dibangunin sama mertua saya."Bangun setan, Anjing laknat lu..!" Saya dibilang orang kafir, terus diusir. Saya pergi malam itu juga, ngajak istri dan anak saya.Istri saya langsung minta dicerai, tapi saya nggak mau. Lalu, saya sujud kepada-Nya "Tuhan sekarang saya hidup di dalam namaMu, Yesus Kristus.Jangan sampai sia-sia. Berkati istri saya karena dia tidak mengenal Engkau."Tuhan memberkati saya. Saya bisa ngontrak rumah, sampai 2 hari.Tapi kemudian saya dianiaya oleh penduduk di situ. Waktu itu hari Jumat.Saya dipukuli. Gigi saya dimasuki kayu, sampai rontok.Waktu itu saya sedang jalan ke rumah. Saya ditarik sepanjang jalan kerumah sampai tangan saya habis. Di dalam rumah, tangan saya dijepit pakai meja, sampai patah. Kira-kira 5 bulan, waktu itu saya sudah sembuh, terus dianiaya lagi. Dipukuli lagi, kaki saya sampai cacat.Puji Tuhan, sampai sekarang saya bisa jalan. Istri saya minta dicerai lagi, tapi saya nggak menceraikan.Saya masih dianiaya terus, sampai akhirnya saya minta cepat-cepat pendek." Saya memang takut mati karena setiap hari berdarah terus.Setelah dibaptis itu, saya masih juga dianiaya.Suatu hari, saya dipanggil oleh saudara-saudara saya di daerah Ciapus,Bogor. Saya disuruh minum kopi. Yang lain, empat orang, pada minum teh.jadi saya curiga apa lagi mereka kelihatan bisik-bisik. Saya belum berani minum. Tapi, Roh Kudus bilang, "Anakku, minumlah kopi itu.Karena sudah dikuduskan oleh namaKu. Yesus Kristus. Hormatilahnsaudaramu."Lalu saya minum kopi itu. Waktu itu mereka bisik-bisik.Tapi, Puji Tuhan. Sampai pulang ke rumah, saya nggak apa-apa.Kemudian, saya dipanggil oleh kakak saya. Disuruh betulin kandang kambing. Saya tidak tahu kalau di belakang saya waktu itu ada minyak tanah dalam ember.Tiba-tiba saya diguyur dan sempat dibakar.Katanya sih apinya sudah nyala, tapi saya nggak merasa apa-apa Terus pernah juga kuku saya dicabut, copot satu. Tapi dua hari lagi sudah sembuh. Saya berdoa, agar Tuhan memberkati mereka yang menganiaya saya.Tapi kemudian, mertua saya meninggal. Sebelumnya dia pernah paksa saya supaya pindah lagi ke agama dulu. Jadi saya ini kenyang dianiaya.Saya dibenci masyarakat. Dibilang setan, kafir, anjing, dan segalamacam.Tapi, Puji Tuhan. Saya selalu merasakan berkat dan pertolonganNya.Kalau agama saya diejek orang, saya bilang, "Lho, kenapa. Ini kanuntuk keselamatan saya sendiri." Saya dulu belum bisa menerangkan firman, buta rohani. Tapi, saya kemudian belajar. Saya mulai bertumbuh, sampai sekarang. Saya mulai bersaksi di mana-mana.Lama-lama makin banyak yang kenal. Saya sering diundang ke sana-sini.Saya juga dikenalkan sama pendeta ini pendeta itu. Saya selalu bertanya kepada istri saya "Setelah jadi Kristen, saya jahat nggak?"Puji Tuhan, istri saya nggak mau diceraikan sekarang. Sedikit-demi sedikit, istri saya dikasih tahu Injil. Dia mulai berubah, walaupun masih sedikit. Saya percaya, Tuhan akan memberkati dan memperlihatkan kuasa-Nya seperti kesaya. Sekarang, di dalam rumahtangga saya ada damai sejahtera dan tidak kekurangan apa-apa.Saya sering diminta berdoa untuk orang sakit. Puji Tuhan, mereka sembuh setelah saya doakan. Ada adik saya dari Bandung, dulu benci saya.Suatu hari dia datang. Katanya, "Kang saya disantet dukun dari Cirebon."Matanya sampai keluar. Dioperasi habis dua juta juga nggak sembuh-sembuh.Terus saya bilang sama dia. "Mau nggak kamu didoain?" Lalu dia menginap di rumah saya.Saya pakai minyak urapan, karena kemana-mana saya selalu bawa minyak zaitun.Saya tumpangi tangan ke dia. "Tuhan Yesus, sembuhkan adik saya.Kalau ada roh-roh jahat, roh-roh santet, roh-roh apa saja dalam tubuh adik saya, kau hancurkan." Saat itu, keluar dari hidungnya mimisan. Malam harinya dia mimpi begini: "Yesus yang menyembuhkan. Yesus yang mengeluarkan roh-roh jahat dari tubuhku. Dia rambutnya panjang." Saya bilang, "Makanya percaya pada Gusti Yesus Kristus. Karena kalau percaya kepada Gusti Yesus, akan sembuh". Setelah pulang ke Bandung,dia bilang mau ngikut Gusti Yesus. Kata adik saya, "Bilangin ya pada saudara-saudara di Bandung, di Garut, kalau saya sudah sembuh tanpa dokter. Yesus itu dokter di atas segala dokter."Saya dikaruniai 4 anak. yang paling besar sudah SMP, yang paling kecil umurnya 5 tahun. Istri saya namanya Siti Cholifah. Sekarang ini saya ajari mereka tentang Kristus. Saya nggak mau mereka sia-sia. Kenapa orang lain diselamatkan, kok keluarga saya tidak. Saya terus beritakan Injil kepada semua orang. Ke kampung-kampung, ke pegunungan, sampai tempat yang terpencil saya beritakan. Pokoknya saya jalan terus,meskipun nggak punya kendaraan. Saya tidak takut bersaksi di mana-mana. Sebab, saya tidak menjelekkan agama. Kalau orang lain tidak menghormati saya, kita sih tetap hormati.Saya terus memberitakan Injil, sambil mendoakan orang sakit. Saya mau mereka mengenal Yesus. Untuk apa saya dianiaya kalau bukan untuk Yesus.Kalau saya memberitakan Injil, saya tidak melihat suku. Mau suku apapun, pokoknya saya rangkul. Ke Jawa Barat, Jawa Timur, Bali dan kemana lagi, saya juga pernah. Saya beritakan injil ke gembel-gembel,gelandangan-gelandangan, tukang becak, ulama-ulama. Pejabat-pejabat,penyanyi-penyanyi. Puji Tuhan, banyak yang terima. Tapi saya tidak mengkristenkan orang. Pokoknya saya beritakan dengan kasih.Pernah ada sudara saya yang datang. Dia tanya, "Ngapain kamu jadi
Kristen?Miskin, sengsara. Sudah ini tanda tangan!" Saya mau dikasih rumah kalau saya mau kembali ke agama dulu. Saya sampai menangis. Saya berdoa di kebun waktu magrib. Saya pilih surga.Teman-teman saya di Sangkuriang, ada yang sudah tahu. Malah ada yang mulai bertobat, rumahnya di Cirebon. Sekarang memang jarang tampil,karena rumahnya jauh-jauh. Tapi setiap Agustus banyak undangannmenghibur di masyarakat. Kalau ada peresmian, saya tampil memainkan calung.Saya pernah ditawarkan sekolah teologi, tapi saya belum kepengin.Saya pengin beritakan Injil saja. Saya selalu minta pertolongan Roh Kudus, supaya mengerti. Kuku saya sekarang sudah tumbuh lagi, yang bekas cabutan tadi. Jadi orang Kristen memang nggak selalu enak. Tapi,sekarang banyak yang maunya enak-enak, maunya besar-besar. Coba lihat saya, yang dianiaya begini. Ini sekarang masih sakit, tapi saya hanya serahkan pada Yesus saja.Kiranya kesaksian ini menjadi berkat bagi saudara-saudara semuanya.Adapun ayat yang saya sukai adalah Filipi 4 ayat 13 dan 19: "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaanNya dalam Kristus Yesus."
PUJI TUHAN

Thanks to YesusKristus.com

Rabu, 14 Maret 2012

Kesaksian Pengamen Cilik


Kesaksian Pengamen cilik yang di pakai TUHAN YESUS secara luar biasa.......silakan di baca yaa:
Dibawah ini merupakan kesaksian dari pendeta yang bernama Nama pendetanya bapak Wisnu. Berikut penuturan beliau:

Beberapa waktu yang lalu saya ada pelayanan untuk Youth di daerah Tangerang.Saya naik bis jurusan Tangerang pada siang harinya untuk menuju rumah kakak saya terlebih dulu karena pelayanan tersebut
akan berlangsung sore hari.Didalam bis yang penuh sesak tersebut, masuk pula seorang pengamen cilik usia sekitar 7-8 tahun dengan berbekal kecrekansederhana (mungkin dari tutup botol) Berbekal alat musik sederhana tersebut,dia nyanyikan lagu "YESUS Ajaib,TUHANku Ajaib...." (~a song by Ir. Niko,red.)
Dan kata-kata tersebut diulang terus menerus.Hampir seluruh penumpang bis memarahi anak tersebut :"Diam kamu! Jangan nyanyi lagu itu lagi.Kalau kamu nggak diam, nanti saya pukul kamu!" Tapi ternyata anak tersebut tidak menanggapi kemarahan mereka dan denganberani terus menyanyikan lagu tersebut. Saya dalam hati berkata:"TUHAN, anak ini luar biasa. Kalau saya, belum tentu sayabisa berani melakukan hal tersebut".Karena bis akan melanjutkan perjalanan menuju tol berikutnya, di pintu tol menuju Serpong (kalau tidak salah), hampir 3/4penumpang turun dari bis tersebut.Termasuk saya dan pengamen cilik tersebut. Anak kecil itu didorong hingga akhirnya jatuh. Kemudian dia bangkit lagi. Tapi dia didorong oleh massa hingga terjatuh lagi. Semua penumpang bis mengerumuni anak itu.Saya masih ada di situ dengan tujuan jika kemudian anak tersebut akan ditempeleng atau dihajar, saya akan berusaha untuk menariknya lari menjauhi mereka.Seluruh kerumunan itu baik pria maupun wanita menjadi marah: "Sudah dibilang jangan nyanyi masih nyanyi terus! Kamu mau saya pukul?" dan seterusnya, dan seterusnya.Anak kecil itu hanya terdiam. Setelah amarah mereka mulai mereda, anak kecil itu baru berbicara:"Bapak-bapak, Ibu- Ibu jika mau pukul saya, pukul saja. Kalau mau bunuh, bunuh saja. Tapi yang Bapak dan Ibu perlu tahu, walaupun saya dipukul atau dibunuh saya tetap akan menyanyikan lagu tersebut."Seluruh kerumunan menjadi terdiam sepertinya mulut mereka terkunci.Kemudian dia melanjutkan:"Sudahlah... . Bapak, Ibu tidak perlu marah-marah lagi. Sini.... saya doakan saja Bapak-bapak dan Ibu-ibu."Dan apa yang terjadi, seluruh kerumunan itu didoakan satu per satu oleh anak ini.Banyak yang tiba- tiba menangis dan akhirnya mau menerima TUHAN.

Saya yang sadari tadi menyaksikan hal tersebut, kemudian pergi meninggalkan kerumunan tersebut.Saya melanjutkan naik mikrolet.Jalanan macet karena kejadian tersebut hingga mikrolet melaju dengan sangat lambat....Sopir mikroletnya bertanya kepada saya:" Ada apa sih Pak? Kok banyak kerumunan?"Saya jawab :"O.... Itu ada banyak orang didoakan oleh anak kecil."Di saat mikrolet melaju dengan sangat pelan, tiba- tiba anak kecil pengamen itu naik mikrolet yang sama dengan saya.Saya kemudian bertanya kepada pengamen cilik itu :"Dik, kamu nggak takut dengan orang-orang itu?"Jawabnya si Pengamen cilik ini:"Buat apa saya takut? Roh yang ada dalam diri saya lebih besar dari roh apapun di dunia ini",tuturnya mengutip ayat Firman Tuhan.Lanjutnya kata si Pengamen cilik tersebut: "Bapak mau saya doakan? "Saya terperanjat:"Kamu mau doakan saya?"Jawabnya: "Ya kalau Bapak mau."Saya menjawab: "Baiklah. Kamu boleh doakan saya."Doanya: "TUHAN berkati Bapak ini.Berkati dan urapi Bapak ini jika sore nanti dia akan ada pelayanan Youth."Sampai di situ, saya tidak bisa menahan air mata yang deras mengalir.Saya tidak peduli lagi dengan penumpang lain yang mungkin menonton kejadian tersebut.Yang saya tahu bahwa Tuhan sendiri yang berbicara pada anak ini, dari mana dia tahu saya akan ada pelayanan Youth sore ini.

Kesaksian ditutup sampai di situ dan dengan satu kesimpulan, jika kita mau, Tuhan bisa pakai kita lebih lagi. Bukan kemampuan tapi kemauan yang Tuhan kehendaki.Amin...
Kita Sebagai anak  Tuhan, Harus punya Keberanian Luar Biasa Di akhir zaman ini Untuk Memberitakan Nama YESUS KRISTUS kepada Dunia....

Jangan takut Ataupun Jangan Malu Mengakui YESUS Di Depan Orang,.....Menyaksikan FirmanNYA.....dan Nyatakanlah KemuliaanNYA Melalui kita...amin.Semoga Kita menjadi seperti anak kecil.Kata Alkitab : Karena Merekalah Yang Empunya Kerajaan Sorga..
Matius 18 : 2 - 4 Yang Berkata (2)Maka YESUS memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka.
(3)lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.(4)Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga...Amin...

Semoga bermanfaat tulisan ini...

LORD JESUS bless you all.

Thanks to AdaLayananKasihBlog

Published with Blogger-droid v2.0.4

Selasa, 13 Maret 2012

Melihat Yesus Kristus



Penampakan Yesus Kristus Di Kramat V No. 24, yang juga sudah disiarkan oleh Indosiar.

Dengan ini saya menyampaikan sesuatu yang luar biasa, di luar dari Yang saya bayangkan. Mungkin beberapa di antara kita sudah tahu berita Penampakan Yesus Kristus Di Kramat V No. 24, yang juga sudah disiarkan oleh Indosiar. Lokasinya tepat di depan Gereja GPIB Gideon, ada rumah seorang Haji, istrinya orang Kristen. Menurut orang-orang yang tinggal di situ, tadinya Pak Haji ini sudah masuk Kristen, tetapi berselang waktu kemudian dia pindah ke Moslem lagi. Ketika dia sembahyang di rumahnya dengan posisi menghadap tembok yang dicat putih, tiba-tiba dia merasakan ada seseorang yang mau bicara kepadanya yang muncul dari tembok tersebut.


Awalnya dia takut dan gelisah sehingga dia menceritakan ke istrinya. Mereka pikir itu hanya ilusi atau rembesan hujan, sampai-sampai dia mencat dinding itu 4 kali, tetapi yang herannya, Penampakan itu semakin jelas. (Penampakan ini tidak terus ada, tetapi sering muncul tiba-tiba di dinding itu). Penampakan ini kalo tidak salah mulai dari tanggal 26 Desember 2000.

Karena banyaknya orang berduyun-duyun datang melihat, akhirnya polisi menjaga rumah itu, dan pengunjung tidak diperbolehkan masuk lagi, dan dikasih pengumuman bahwa Penampakan tersebut sudah tidak ada. Tetapi yang herannya, Penampakan itu justru berpindah ke dinding luar dari kamar tempat Pak Haji pertama kali melihatnya. Ini terlihat pada malam Minggu (tanggal 13 Januari 2001) oleh pengunjung sekitar jam 12 malam sampai dengan jam 1 pagi dini hari. Pengunjung spontanitas bernyanyi memuji-muji Tuhan dan berdoa menangis bersukacita. Banyak juga Hamba Tuhan yang hadir di sana. Menjelang jam 1 pagi dini hari, Penampakan itu semakin hilang, tetapi terangkat ke angkasa dengan cahaya / sinar yang sangat terang dan menghilang.

Berita ini juga sampai kepada saya, dan saya penasaran juga mau melihat, membuktikan benar tidaknya berita tersebut, soalnya tidak jauh dari tempat saya. Akhirnya kami pergi ke lokasi kemarin, hari Minggu, tanggal 14 Januari 2001, sekitar jam 17.30 sore. Benar juga, ternyata di sana masih banyak orang yang pengen lihat. Tapi Penampakan itu pada saat itu tidak ada.

Dan tembok luar, di mana Tuhan menampakkan diri pada malam Minggu tanggal 13-nya, sudah dicat warna Biru Laut, dan catnya pun masih bau dan masih agak lengket.

Kami hanya dapat melihat foto-fotonya, rupanya ada juga yang foto untuk membuktikan, dan di foto itu terlihat wajahnya Yesus Kristus, dengan rambutnya sebahu, itulah yang terlihat jelas, juga gambar ketika sinar / cahaya yang terangkat ke atas. Saya pengen gambar itu sebagai bukti, tetapi harus dipesan dulu.


Kira-kira jam 18.30, menjelang malam, saya dan teman-teman mau pulang, posisi kami saat itu ada di seberang jalan, di depan dinding. Ketika saya berbalik mau pulang, TIBA-TIBA MATA SAYA TERTUJU KE DINDING YANG SUDAH DICAT BIRU ITU, DAN APA YANG SAYA LIHAT, SAYA MELIHAT PENAMPAKAN YESUS DI DINDING ITU! YANG SANGAT JELAS PERTAMA ADALAH KEPALANYA, KEMUDIAN BAHU, KEMUDIAN KEDUA TANGANNYA. POSISINYA, KEPALANYA AGAK MENUNDUK (KURANG LEBIH 45 %), KEDUA TANGANNYA TERANGKAT (POSISI MEMBERKATI), BADANNYA TIDAK TERLIHAT, TETAPI PUNGGUNG / BAHU BELAKANG TERLIHAT, PERGELANGAN TANGAN DAN PUNGGUNG MEMAKAI JUBAH, DAN POSISINYA SEMUA AGAK MIRING (KURANG LEBIH 30 %).

MELIHAT ITU, SPONTAN SAYA BERTERIAK-TERIAK, SETENGAH HISTERIS, "ITU DIA... ITU DIA... ITU TUHAN..." SAYA TIDAK TAHU APA YANG SAYA RASAKAN PADA SAAT ITU. SAYA SAMPAI GEMETARAN DAN MENANGIS. SAYA HANYA DAPAT MENGUCAP SYUKUR KEPADANYA. TERNYATA TEMAN SAYA, YANG BERDIRI DI SEBELAH SAYA, JUGA MELIHAT. DIA JUGA HISTERIS, SETENGAH MENANGIS, "OH TUHAN...OH TUHAN YESUS..."

Shalom alaikhim Beshem ha Mashiah


Saya anak ketiga dari enam bersaudara, empat saudara saya perempuan Dan saya termasuk anak laki-laki paling besar. Saya dilahirkan dalam Keluarga Muslim yang taat dan fanatik karena ayah saya adalah seorang Kiyai dan juga anggota ABRI yang oleh komandannya ditugaskan untuk membina mental dan rohani anggota ABRI.

Dilingkungan keluarga, ayah saya sangat keras dalam mendidik anak-anaknya terutama dalam hal agama. Dalam pergaulan ayah saya juga memberikan pengajaran yang sangat keras, kami dilarang bergaul atau Berteman dengan orang-orang Kristen. Tahun 1992 saya menyelesaikan studi di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta. Saya dianjurkan ayah saya agar melanjutkan Pendidikan agama ke salah satu pesantren di Jombang, Jawa Timur, supaya saya lebih memahami tentang Al-quran, akan tetapi tinggal dan belajar di dalam pesantren menurut saya tidak efectif karena pengajarannya hanya

membaca dan menulis huruf arab saja tidak dengan arti bahasa indonesianya, sehingga saya hanya bertahan sampai empat bulan, setelah itu saya menganggur.


Pada bulan juli 1994 saya mencoba masuk Lembaga ilmu Pengetahuan Islam Arab LIPIA), setelah mengikuti ujian masuk saya dapat diterima dan ternyata saya salah satu yang mendapat beasiswa untuk belajar di King Abdul Aziz Universitas Jeddah, Saudi Arabia selama tiga tahun. Mendengar kabar tersebut bukan hanya saya yang gembira, orang tua saya lebih gembira dari saya, dengan harapan saya bisa menjadi penerus ayah sebagai seorang "Kiyai".

Bulan November 1994 saya berangkat menuju Saudi Arabia. Di Saudi Arabia saya tinggal di sebuah apartemen di Fasyalia Street I Jeddah, kurang lebih 100 km menuju kota Mekkah. Pada tahun pertama saya tinggal di Saudi Arabia, saya rajin beribadah Umroh dan Haji ke Masjidil Haram Mekkah. Saya sempat terkejut setelah mengetahui bagaimana orang Islam di Saudi Arabia memperingati hari-hari besar Islam karena ada beberapa peringatan hari besar agama Islam di Saudi Arabia yang berbeda dengan di Indonesia, contohnya di Saudi Arabia tidak ada peringatan Maulid Nabi Muhammad dan Isra Mi+raj Nabi Muhammad juga tidak ada adanya Idhul Fitri dan banyak lagi perbedaan agama Islam di negara Arab dengan Indonesia.

"Isa Almasih dalam Al-quran"

Satu setengah tahun sudah saya belajar di Saudi Arabia, saya mulai mengerti arti terkandung dalam kitab suci yang saya imani dahulu yaitu Al-quran. Didalam Quran sendiri banyak sekali kesaksian tentang Injil Isa Almasih, antara lain Surah 46 Al-Ahqaaf ayat 30: QAALUU YAA QAUMANA INNA SAMI+NA KITABAN UNZILA MIMBA+DI YADAIHI YAHDI ILAL HAQQI WA ILA THARIQIM MUSTAQIM, Artinya: "Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengar Kitab Al-Qur+an yang diturunkan sesudah Musa, yang membenarkan Kitab Injil yang memberi petunjuk kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus". Surah 4 An-Nisaa ayat 59: WA INI MIN AHLIL KITABI ILLA LA YU+MINAMNA BIHIIQOBLA MAUTIHI WAYAUMIL QIYAMATI YAKUNU ALAIHIM SYAHIDAA. Artinyaan tidak seorangpun dari ahli kitab akan beriman kepada Isa dan ada hari kiamat Dia menjadi saksi terhadap mereka".


Surat 43 Az-Zukhuri ayat 61: WA INAHUU LA+ILMUL LIS SAA +TI FA LAA AMTARUNA BIHA WA TABI+UNI HAZDAA SHIRAATUM MUSTAQIM. Artinya: "Dan sesungguhnya Dia adalah suatu tanda bagi kiamat maka janganlah kamu ragu-ragu entang kiamat itu, dan ikutlah Aku, inilah jalan yang lurus". Ayat yang diatas menyatakan bahwa jalan yang lurus ada pada Isa Almasih yang memberikan pengetahuan tentang hari kiamat dan tidak boleh diragukan.

Oleh karena itu kita harus bertaqwa kepada Allah dan taat kepada Isa Almasih sebab inilah jalan yang lurus. Disamping Surah 43 Az-zukhuruf tersebut, jalan yang lurus ada di dalam surat 46 Al-Ahqaaf ayat 30 yang menyatakan bahwa Kitab Taurat dan Injil memberikan petunjuk kepada kebenaran kepada jalan yang lurus. Surah Al-Maa-Idah ayat 68 juga menyatakan bahwa Alkitab (Taurat dan Injil) adalah merupakan Kitab yang benar bagi orang yang beragama menurut kehendak Allah.


Surah Al-Maa-Idah ayat 68: QUL YAA AHLAL KITABI LASTUM+ ALAA SYAI iNHATTA TUQIMUT TAURATA WAL INJILA WA MAA UNZILA ILAIKUM MIR RABBIKUM THUQYANAW WAKUKUFRAN FALLA TA+SA+ALAL QAUMIL KAAFIRIN. Artinya: "Katakanlah, hai ahli kitab, engkau tidak beragama yang sebenarnya, kecuali ngkau turuti Taurat dan Injil dan apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu, bagi kebanyakan mereka sungguh akan menambah kedurhakaan dan kekafiran.

"Saya menerima Isa Almasih sebagai Tuhan dan Juruselamat" Pada suatu hari di bulan Agustus 1996 ketika saya sedang membaca Alquran di kamar apartemen tiba-tiba saya melihat seorang laki-laki berjenggot dan berjubah putih mendekati saya. Saya takut sekali tapi bukan karena kehadiran orang tersebut yang begitu tiba-tiba tapi karena wajahnya yang sangat wibawa sekali. Apakah saya ini sedang bermimpi? Ah, tidak .. saya tidak bermimpi ataupun mabuk. Sepertinya orang tersebut tahu kalau saya sedang ketakutan, DIApun langsung berbicara : "Jangan takut Aku datang untuk menyelamatkanmu". Setelah DIA berkata begitu, saya langsung tidak sadarkan diri waktu itu kira-kira pukul 9 malam waktu Jeddah. Segala sesuatu hening dan tenang.

Sayapun merenungkan siapa yang datang tadi? Kalau dia manusia, darimana masuknya sebab semua pintu terkunci. Dan apa maksudnya dengan menyelamatkan?. Koq dia lancar sekali berbahasa Indonesia, sedangkan wajahnya wajah Arab-Palestina. Darimana Dia tahu kalu saya orang Indonesia, sedangkan saya saat itu saya tidak sedang berada di Indonesia tapi di Jeddah, ya paling tidak pakai bahasa Arablah, karena disana orang Indonesia juga kalau bertemu dengan bangsanya sendiri pakai bahasa Arab. Tiba-tiba saya merasakan ada sesuatu yang masuk kedalam diri saya. Sekarang saya baru tahu kalau yang masuk tersebut adalah Roh Kudus dan Roh Kudus itulah yang membuat hati saya dapat mengambil kesimpulan bahwa yang datang tadi adalah Isa Almasih (Yesus Kristus). Sayapun langsung tersungkur dan menangis sambil memohon ampun kepada Allah atas semua dosa-dosa saya selama ini, yang ternyata saya selama ini telah mengikuti jalan yang tidak benar. Spontan saya berkata "Bagaimana saya harus menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat?", bicara saya saat itu memang perlahan saya juga tidak mengerti kenapa saya bicara seperti itu, dan lagi saya tidak tahu Juruselamat itu apa?

Ini hal-hal aneh yang terjadi saat itu. Pagi itu juga saya berdoa dalam bahasa Indonesia dengan lancar sekali, doa saya waktu itu adalah sebagai berikut: "Ya Allah saya percaya melalui FirmanMu bahwa saya adalah manusia berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah serta harus binasa, tetapi saya juga percaya melalui FirmanMu Yesus Kristus telah mati untuk semua orang yang berdosa dan Darah-Nya telah dicurahkan untuk menghapus dosa-dosa kami. Sekarang saya menerima Engkau Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadiku. Penuhi saya dengan Roh KudusMu Tuhan. Terima kasih Tuhan Yesus Kristus. Amin."


Setelah berdoa seperti itu, doa tersebut langsung saya catat ke dalam sebuah buku harian. Setelah itu saya merenung, sambil bertanya-tanya dalam hati, kenapa saya begitu mudah berdoa dalam bahasa Indonesia? Dan mengapa doa tersebut seperti doa orang Kristen, sebab ada kata Yesus? Lantas saya berfikir lagi, yang berdoa tadi, saya atau siapa? Aneh tiba-tiba saya penuh dengan sukacita.

Sejak tahun 1996 saya secara pribadi menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat saya. Ditahun 1997 saya pulang ke Jakarta dengan sambutan meriah dari keluarga karena mereka tahu bahwa diri saya telah menjadi seorang haji yang patut dibanggakan. Keluarga saya belum tahu kalau saya sudah bertemu dengan Tuhan Yesus dan menjadi pengikutNya. Inilah rahasia yang terus saya rahasiakan, tidak seperti yang lain saya tidak pernah memakai gelar Haji di depan nama saya, dan tindakan ini membuat orang tua saya bertanya-tanya akan apa yang saya perbuat.

Tidak lama setelah saya sampai di Jakarta, saya mendapat tawaran bekerja di salah satu Bank swasta di Jakarta. Tetapi baru kerja kurang lebih sembilan bulan, saya terkena PHK karena Bank tersebut dilikwidasi/ditutup oleh pemerintah, tidak lama setelah saya terkena PHK ayah saya memasuki masa pensiun, sehingga harus pulang ke Jomabng, Jawa Timur, karena rumah yang ditempati di Jakarta adalah rumah dinas. Dan saya memilih untuk tinggal dan kost di Jakarta, tepatnya di Jalan Kramat Raya Jakarta pusat. Selama hidup menjadi anak kost yang masih di biayai keluarga karena saya belum bekerja, hal seperti ini menghidupkan kembali kerinduan saya untuk mempelajari Alkitab, seperti janji hati ketika baru menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat saya. Setelah membeli sebuah Alkitab dan saya belajar sama Tuhan, mulailah saya ikut kebaktian, yang pertama sekali saya ikut Kebaktian Minggu disalah satu gedung gereja di Jakarta Pusat. Selanjutnya keluar masuk gereja dari yang Karismatik, Pantekosta, Protestan sampai Katolik sehingga saya mengenal beberapa Hamba Tuhan.

Tanggal 8 April 1999, saya bertemu seorang Hamba Tuhan dari satu gereja di Jakarta yang bersedia membaptis saya pada sebuah kolam renang yang berada di salah satu Hotel di Jakarta Timur.


"Tuhan bekerja luar biasa di balik sobekan celurit" Pada 28 April 1999 saya datang berkunjung ke rumah paman di daerah Pasar Rebo, Jakarta Timur untuk mengakui bahwa saya telah menjadi Pengikut Kristus. Sampai di sanapun saya ditanya oleh Paman, "Bagaimana kabar kamu? Sudah lama tidak main ke sini?" "Puji Tuhan", jawab saya. Mendengar jawaban seperti itu, wajah Paman langsung berubah tidak ada senyum lagi. Saya ulangi lagi, "Puji Tuhan! Sekarang ini saya menjadi pengikut Kristus". Paman saya tanya lagi, Apa itu pengikut Kristus? Dengan suara yang sangat kasar sekali. Saya kembali menegaskan "Sekarang saya sudah menjadi seorang Kristen". Tanpa ada komentar lagi, melayanglah pukulan dari Paman yang bertubuh besar ke arah saya yang berbadan kecil. Saya terjatuh, akibat terkena pukulan, lalu kesempatan itu digunakan oleh paman saya untuk mengambil sebuah celurit yang terpajang di tembok. Lalu dari arah belakang Paman mengalungi lehar saya dengan celurit dan merobek leher saya sambil berkata, "Kamu sudah murtat, Kamu sudah menjadi kafir, orang kafir kalau dipotong lehernya diminum darahnya halal". Mendengar itu saya merasa bahwa saya tidak akan hidup lagi. Tapi tiba-tiba dengan pertolongan dan kekuatan dari Tuhan , tangan saya cepat bergerak menangkap celurit yang sangat tajam itu untuk saya tarik ke depan dengan kedua tangan saya ini. Begitu terlepas dari celurit tajam itu, lalu saya lari keluar dan dikejar oleh Paman. Puji nama Tuhan! Tuhan Yesus menghalanginya sehingga Paman saya tidak mengejarnya lagi. Saya memanggil taksi, dan sopirnya bertanya kepada saya "Mau dibawa kemana?" saya bilang sama sopir taksi "Tolong bawa saya kerumah sakit mana saja."

Sementara darah terus mengalir membasahi pakaian saya, sambil memegangi leher yang terluka dengan keadaan tangan saya yang juga hampir putus karena menahan celurit yang tajam tadi. Selama ditaksi saya berseru "Tuhan, kalau memang Engkau mau mengambil saya ambillah Tuhan, jangan lama-lama".

Taksi diarahkan kerumah sakit Harapan Bunda di Pasar Rebo. Saya dibawa masuk dengan alat dorongan, tapi dokter masih menanyai saya dengan beberapa pertanyaan sebab dikiranya saya seorang penjahat yang jadi korban pengadilan massa. Tapi Puji Tuhan, seorang perawat digerakkan oleh Tuhan untuk melayani saya, dia membersihkan luka di leher dan di tangan saya. Dan tak lama kemudian datang juga dokter tersebut dengan menjahit luka-luka saya.

Setelah dijahit dan saya mampu untuk duduk, mulailah dokter itu kembali mengajak saya berbincang-bincang, kenapa dan apa yang terjadi dengan saya. Saya menjelaskan bahwa Paman saya telah menggorok leher saya ini karena saya telah menjadi seorang Kristen. Tak saya sangka-sangka dokter itu juga marah dan mengatakan saya sudah menjadi Kafir. Lalu saya jawab semua perkataan dokter tersebut dengan mempersilahkan membaca beberapa ayat yang ada di dalam

Alquran seperti surah 46 Al-Ahqaaf ayat 30, Surat Az-Zukruf ayat 61 dan Surah Al-Maa-Idah ayat 68, juga saya mengatakan bahwa saya pernah belajar di Saudi Arabia selama tiga tahun bahkan saya bertemu dengan Tuhan Yesus di Saudi Arabia bukan di Indonesia. Akhirnya dokter tersebut terdiam merenung. Untuk mengalihkan pembicaraan, sayapun bertanya "Dokter berapa biaya yang harus saya bayar?" Tetapi apa yang terjadi? Ternyata Tuhan bekerja luar biasa sekali, sebab dokter tersebut mengatakan tidak usah dibayar bahkan saya dibolehkan ke rumah.

Saya mengucap syukur pada Tuhan... Keesokkan harinya saya menelepon orang tua di Jombang dan menceritakan apa yang terjadi dengan diri saya, orang tua saya merasa kaget sekali dan marah besar, saya dikatakan orang kafir, orang murtat bahkan lebih dari itu mereka melarang saya mengakui sebagai orangtuanya lagi dan juga termasuk semua saudara-saudara saya. Saya juga dilarang menginjak rumah orang tua saya. Belum sempat saya bicara lagi, telepon ditutup. Sejak saat itu hubungan saya dengan orang tua serta saudara-saudara putus. Akibatnya, saya tidak mendapat bantuan keuangan dan akhirnya saya tidak sanggup meneruskan pembayaran uang kost.


"Gelandangan awal pelayanan saya"

Dengan bermodalkan sebuah Alkitab dan beberapa lembar pakaian mulailah saya tidur di Mesjid-mesjid, di stasiun-stasiun kereta api dan tempat-tempat lainnya. Pertama sekali saya tidur di Masjid Baitul Falah jalan kramat raya nomor 121 dan Masjid Istiqlal lalu pindah ke Stasiun Kereta Api Senen, Juanda dan Taman Lapangan Banteng. Kehidupan saya benar-benar menjadi gembel dan gelandangan seringkali saya tidak makan berhari-hari dan ternyata Tuhan tidak membiarkan saya. Suatu hari saya mendapat kabar dari seorang teman gelandangan juga bahwa ada satu tempat dimana disana disediakan makanan gratis dari Tuhan untuk orang-orang jalanan yaitu dirumah salah seorang dokter juga sebagai Hamba Tuhan yaitu dokter Suradi Ben Abraham di alan proklamasi nomor 47 Jakarta Pusat. ampir setiap hari saya datang untuk makan dengan sepuasnya di sana. Disamping itu iman saya juga terus bertumbuh, diantara para gembel dan gelandangan saya membentuk satu kelompok doa bersama mengambil lokasi di aman Lapangan Banteng, Jakarta Pusat setiap hari sabtu pukul 11.00 sampai 13.00 WIB. Waktu itu pertama kali dilayani oleh Team dari Doulos, tetapi lama-kelamaan kamipun dapat melakukan pelayan sendiri terhadap kelompok doa kami sendiri.


Pada suatu hari seorang Hamba Tuhan melihat kelompok doa yang saya pimpin dan menawarkan kepada saya untuk melayani penginjilan ke suatu desa di Sukabumi Jawa Barat. Sejak saat itulah hingga sekarang Tuhan pakai saya untuk memberitakan Injil di beberapa tempat. Demikianlah kesaksian saya, Tuhan memberkati. "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu." (Kisah Para Rasul 16:31)

Thanks to Sumber

Kesaksian Pemeran The Passion Of Jesus Christ


Jim Caviezel adalah aktor Hollywood yang memerankan Tuhan Yesus dalam Film “The Passion Of Jesus Christ”. Ini Kesaksiannya,…

JIM CAVIEZEL ADALAH SEORANG AKTOR BIASA DENGAN PERAN-PERAN KECIL DALAM FILM-FILM YANG JUGA TIDAK BESAR. PERAN TERBAIK YANG PERNAH DIMILIKINYA (SEBELUM THE PASSION) ADALAH SEBUAH FILM PERANG YANG BERJUDUL “THE THIN RED LINE”. ITUPUN HANYA SALAH SATU PERAN DARI BEGITU BANYAK AKTOR BESAR YANG BERPERAN DALAM FILM KOLOSAL ITU.

Dalam Thin Red Line, Jim berperan sebagai prajurit yang berkorban demi menolong teman-temannya yang terluka dan terkepung musuh, ia berlari memancing musuh kearah yang lain walaupun ia tahu ia akan mati, dan akhirnya musuhpun mengepung dan membunuhnya.
Kharisma kebaikan, keramahan, dan rela berkorbannya ini menarik perhatian Mel Gibson, yang sedang mencari aktor yang tepat untuk memerankan konsep film yang sudah lama disimpannya, menunggu orang yang tepat untuk memerankannya.

“Saya terkejut suatu hari dikirimkan naskah sebagai peran utama dalam sebuah film besar. Belum pernah saya bermain dalam film besar apalagi sebagai peran utama. Tapi yang membuat saya lebih terkejut lagi adalah ketika tahu peran yang harus saya mainkan. Ayolah…, Dia ini Tuhan, siapa yang bisa mengetahui apa yang ada dalam pikiran Tuhan dan memerankannya? Mereka pasti bercanda."

Besok paginya saya mendapat sebuah telepon, “Hallo ini, Mel”. Kata suara dari telpon tersebut. “Mel siapa?”, Tanya saya bingung. Saya tidak menyangka kalau itu Mel Gibson, salah satu actor dan sutradara Hollywood yang terbesar. Mel kemudian meminta kami bertemu, dan saya menyanggupinya.

Saat kami bertemu, Mel kemudian menjelaskan panjang lebar tentang film yang akan dibuatnya. Film tentang Tuhan Yesus yang berbeda dari film-film lain yang pernah dibuat tentang Dia. Mel juga menyatakan bahwa akan sangat sulit dalam memerankan film ini, salah satunya saya harus belajar bahasa dan dialek alamik, bahasa yang digunakan pada masa itu.

Dan Mel kemudian menatap tajam saya, dan mengatakan sebuah resiko terbesar yang mungkin akan saya hadapi. Katanya bila saya memerankan film ini, mungkin akan menjadi akhir dari karir saya sebagai actor di Hollywood.

Sebagai manusia biasa saya menjadi gentar dengan resiko tersebut. Memang biasanya aktor pemeran Yesus di Hollywood, tidak akan dipakai lagi dalam film-film lain. Ditambah kemungkinan film ini akan dibenci oleh sekelompok orang Yahudi yang berpengaruh besar dalam bisnis pertunjukan di Hollywood. Sehingga habislah seluruh karir saya dalam dunia perfilman.

Dalam kesenyapan menanti keputusan saya apakah jadi bermain dalam film itu, saya katakan padanya. “Mel apakah engkau memilihku karena inisial namaku juga sama dengan Jesus Christ (Jim Caviezel), dan umurku sekarang 33 tahun, sama dengan umur Yesus Kristus saat Ia disalibkan?”
Mel menggeleng setengah terperengah, terkejut, menurutnya ini menjadi agak menakutkan. Dia tidak tahu akan hal itu, ataupun terluput dari perhatiannya. Dia memilih saya murni karena peran saya di “Thin Red Line”.
Baiklah Mel, aku rasa itu bukan sebuah kebetulan, ini tanda panggilanku, semua orang harus memikul salibnya. Bila ia tidak mau memikulnya maka ia akan hancur tertindih salib itu. Aku tanggung resikonya, mari kita buat film ini!

Maka saya pun ikut terjun dalam proyek film tersebut. Dalam persiapan karakter selama berbulan-bulan saya terus bertanya-tanya, dapatkah saya melakukannya? Keraguan meliputi saya sepanjang waktu. Apa yang seorang Anak Tuhan pikirkan, rasakan, dan lakukan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut membingungkan saya, karena begitu banya referensi mengenai Dia dari sudut pandang berbeda-beda.

Akhirnya hanya satu yang bisa saya lakukan, seperti yang Yesus banyak lakukan yaitu lebih banyak berdoa. Memohon tuntunanNya melakukan semua ini.

Karena siapalah saya ini memerankan Dia yang begitu besar. Masa lalu saya bukan seorang yang dalam hubungan denganNya. Saya memang lahir dari keluarga Katolik yang taat, kebiasaan-kebiasaan baik dalam keluarga memang terus mengikuti dan menjadi dasar yang baik dalam diri saya.

Saya hanyalah seorang pemuda yang bermain bola basket dalam liga SMA dan kampus, yang bermimpi menjadi seorang pemain NBA yang besar. Namun cedera engkel menghentikan karir saya sebagai atlit bola basket. Saya sempat kecewa pada Tuhan, karena cedera itu, seperti hancur seluruh hidup saya.

Saya kemudian mencoba peruntungan dalam casting-casting, sebuah peran sangat kecil membawa saya pada sebuah harapan bahwa seni peran munkin menjadi jalan hidup saya. Kemudian saya mendalami seni peran dengan masuk dalam akademi seni peran, sambil sehari-hari saya terus mengejar casting.

Dan kini saya telah berada dipuncak peran saya. Benar Tuhan, Engkau yang telah merencanakan semuanya, dan membawaku sampai disini. Engkau yang mengalihkanku dari karir di bola basket, menuntunku menjadi aktor, dan membuatku sampai pada titik ini. Karena Engkau yang telah memilihku, maka apapun yang akan terjadi, terjadilah sesuai kehendakMu.

Saya tidak membayangkan tantangan film ini jauh lebih sulit dari pada bayangan saya.

Di make-up selama 8 jam setiap hari tanpa boleh bergerak dan tetap berdiri, saya adalah orang satu-satunya di lokasi syuting yang hampir tidak pernah duduk. Sungguh tersiksa menyaksikan kru yang lain duduk-duduk santai sambil minum kopi. Kostum kasar yang sangat tidak nyaman, menyebabkan gatal-gatal sepanjang hari syuting membuat saya sangat tertekan.

Salib yang digunakan, diusahakan seasli mungkin seperti yang dipikul oleh Yesus saat itu. Saat mereka meletakkan salib itu dipundak saya, saya kaget dan berteriak kesakitan, mereka mengira itu akting yang sangat baik, padahal saya sungguh-sungguh terkejut. Salib itu terlalu berat, tidak mungkin orang biasa memikulnya, namun saya mencobanya dengan sekuat tenaga.

Yang terjadi kemudian setelah dicoba berjalan, bahu saya copot, dan tubuh saya tertimpa salib yang sangat berat itu. Dan sayapun melolong kesakitan, minta pertolongan. Para kru mengira itu akting yang luar biasa, mereka tidak tahu kalau saya dalam kecelakaan sebenarnya. Saat saya memulai memaki, menyumpah dan hampir pingsan karena tidak tahan dengan sakitnya, maka merekapun terkejut, sadar apa yang sesungguhnya terjadi dan segera memberikan saya perawatan medis.

Sungguh saya merasa seperti setan karena memaki dan menyumpah seperti itu, namun saya hanya manusia biasa yang tidak biasa menahannya. Saat dalam pemulihan dan penyembuhan, Mel datang pada saya. Ia bertanya apakah saya ingin melanjutkan film ini, ia berkata ia sangat mengerti kalau saya menolak untuk melanjutkan film itu.

Saya bekata pada Mel, saya tidak tahu kalau salib yang dipikul Tuhan Yesus seberat dan semenyakitkan seperti itu. Tapi kalau Tuhan Yesus mau memikul salib itu bagi saya, maka saya akan sangat malu kalau tidak memikulnya walau sebagian kecil saja. Mari kita teruskan film ini.

Maka mereka mengganti salib itu dengan ukuran yang lebih kecil dan dengan bahan yang lebih ringan, agar bahu saya tidak terlepas lagi, dan mengulang seluruh adegan pemikulan salib itu. Jadi yang penonton lihat didalam film itu merupakan salib yang lebih kecil dari aslinya.

Bagian syuting selanjutnya adalah bagian yang mungkin paling mengerikan, baik bagi penonton dan juga bagi saya, yaitu syuting penyambukan Yesus. Saya gemetar menghadapi adegan itu, Karena cambuk yang digunakan itu sungguhan. Sementara punggung saya hanya dilindungi papan setebal 3 cm.

Suatu waktu para pemeran prajurit Roma itu mencambuk dan mengenai bagian sisi tubuh saya yang tidak terlindungi papan. Saya tersengat, berteriak kesakitan, bergulingan ditanah sambil memaki orang yang mencambuk saya. Semua kru kaget dan segera mengerubungi saya untuk memberi pertolongan. Tapi bagian paling sulit, bahkan hampir gagal dibuat yaitu pada bagian penyaliban. Lokasi syuting di Italia sangat dingin, sedingin musim salju, para kru dan figuran harus manggunakan mantel yang sangat tebal untuk menahan dingin. Sementara saya harus telanjang dan tergantung diatas kayu salib, diatas bukit yang tertinggi disitu. Angin dari bukit itu bertiup seperti ribuan pisau menghujam tubuh saya. Saya terkena hypothermia (penyekit kedinginan yang biasa mematikan), seluruh tubuh saya lumpuh tak bisa bergerak, mulut saya gemetar bergoncang tak terkendalikan. Mereka harus menghentikan syuting, karena nyawa saya jadi taruhannya.

Semua tekanan, tantangan, kecelakaan dan penyakit membawa saya sungguh depresi. Adegan-adegan tersebut telah membawa saya kepada batas kemanusiaan saya. Dari adegan ke adegan lain semua kru hanya menonton dan menunggu saya sampai pada batas kemanusiaan saya, saat saya tidak mampu lagi baru mereka menghentikan adegan itu. Ini semua membawa saya pada batas-batas fisik dan jiwa saya sebagai manusia. Saya sungguh hampir gila dan tidak tahan dengan semua itu, sehingga seringkali saya harus lari jauh dari tempat syuting untuk berdoa.
Hanya untuk berdoa, berseru pada Tuhan kalau saya tidak mampu lagi, memohon Dia agar memberi kekuatan bagi saya untuk melanjutkan semuanya ini. Saya tidak bisa, masih tidak bisa membayangkan bagaimana Yesus sendiri melalui semua itu, bagaimana menderitanya Dia.

Dia bukan sekedar mati, tetapi mengalami penderitaan luar biasa yang panjang dan sangat menyakitkan, bagi fisik maupun jiwaNya.

Dan peristiwa terakhir yang merupakan mujizat dalam pembuatan film itu adalah saat saya ada diatas kayu salib. Saat itu tempat syuting mendung gelap karena badai akan datang, kilat sambung menyambung diatas kami. Tapi Mel tidak menghentikan pengambilan gambar, karena memang cuaca saat itu sedang ideal sama seperti yang seharusnya terjadi seperti yang diceritakan. Saya ketakutan tergantung diatas kayu salib itu, disamping kami ada dibukit yang tinggi, saya adalah objek yang paling tinggi, untuk dapat dihantam oleh halilintar.

Baru saja saya berpikir ingin segera turun karena takut pada petir, sebuah sakit yang luar biasa menghantam saya beserta cahaya silau dan suara menggelegar sangat kencang. Dan sayapun tidak sadarkan diri.

Yang saya tahu kemudian banyak orang yang memanggil-manggil meneriakkan nama saya, saat saya membuka mata semua kru telah berkumpul disekeliling saya, sambil berteriak-teriak “dia sadar! dia sadar!”.

“Apa yang telah terjadi?” Tanya saya. Mereka bercerita bahwa sebuah halilintar telah menghantam saya diatas salib itu, sehingga mereka segera menurunkan saya dari situ. Tubuh saya menghitam karena hangus, dan rambut saya berasap, berubah menjadi model Don King. Sungguh sebuah mujizat kalau saya selamat dari peristiwa itu.

Melihat dan merenungkan semua itu seringkali saya bertanya, “Tuhan, apakah Engkau menginginkan film ini dibuat? Mengapa semua kesulitan ini terjadi, apakah Engkau menginginkan film ini untuk dihentikan”? Namun saya terus berjalan, kita harus melakukan apa yang harus kita lakukan. Selama itu benar, kita harus terus melangkah. Semuanya itu adalah ujian terhadap iman kita, agar kita tetap dekat padaNya, supaya iman kita tetap kuat dalam ujian.

Orang-orang bertanya bagaimana perasaan saya saat ditempat syuting itu memerankan Yesus. Oh… itu sangat luar biasa… mengagumkan… tidak dapat saya ungkapkan dengan kata-kata. Selama syuting film itu ada sebuah hadirat Tuhan yang kuat melingkupi kami semua, seakan-akan Tuhan sendiri berada disitu, menjadi sutradara atau merasuki saya memerankan diriNya sendiri.

Itu adalah pengalaman yang tak terkatakan. Semua yang ikut terlibat dalam film itu mengalami lawatan Tuhan dan perubahan dalam hidupnya, tidak ada yang terkecuali. Pemeran salah satu prajurit Roma yang mencambuki saya itu adalah seorang muslim, setelah adegan tersebut, ia menangis dan menerima Yesus sebagai Tuhannya. Adegan itu begitu menyentuhnya. Itu sungguh luar biasa. Padahal awalnya mereka datang hanya karena untuk panggilan profesi dan pekerjaan saja, demi uang. Namun pengalaman dalam film itu mengubahkan kami semua, pengalaman yang tidak akan terlupakan.

Dan Tuhan sungguh baik, walaupun memang film itu menjadi kontroversi. Tapi ternyata ramalan bahwa karir saya berhenti tidak terbukti. Berkat Tuhan tetap mengalir dalam pekerjaan saya sebagai aktor. Walaupun saya harus memilah-milah dan membatasi tawaran peran sejak saya memerankan film ini.

Saya harap mereka yang menonton The Passion Of Jesus Christ, tidak melihat saya sebagai aktornya. Saya hanyalah manusia biasa yang bekerja sebagai aktor, jangan kemudian melihat saya dalam sebuah film lain kemudian mengaitkannya dengan peran saya dalam The Passion dan menjadi kecewa.

Tetap pandang hanya pada Yesus saja, dan jangan lihat yang lain. Sejak banyak bergumul berdoa dalam film itu, berdoa menjadi kebiasaan yang tak terpisahkan dalam hidup saya. Film itu telah menyentuh dan mengubah hidup saya, saya berharap juga hal yang sama terjadi pada hidup anda. Amin. 
Thanks to DanielRoom

Kebenaran Sejati di dalam KRISTUS


Percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat itu sebenarnya bukanlah agama, melainkan sebuah jalan masuk ke dalam kebenaran sejati dan hidup yang kekal. Banyak ajaran-ajaran di luar Kristus menyebut “dirinya” sebuah kebenaran bahkan kebenaran sejati, tetapi kebenaran sejati yang sesungguhnya adalah hanya terdapat di dalam Yesus Kristus. Hanya di dalam Kristuslah terdapat kehidupan yang kekal dan harta rohani yang tak terbatas.

Sebab iblis (lucifer) datang kepada manusia hanya untuk menyesatkan pikiran manusia, mencuri / menghilangkan rasa damai dari hati manusia, membunuh tubuh manusia, membawa paksa roh manusia ke alam maut untuk disiksa, dan akhirnya di akherat iblis dan manusia mengalami siksaan di neraka sampai selama-lamanya. Tetapi Yesus datang kepada kita manusia, supaya kita memiliki dan menikmati hidup ini di dalam segala kelimpahannya.

Kapan dan mengapa kita bisa memiliki hidup yang kekal? Kehidupan kekal dimulai sejak hati kita percaya bahwa Yesus Kristus telah mati di kayu salib karena menanggung hukuman dari Allah Bapa, untuk menggantikan kematian kita karena dosa-dosa kita, betapa menderitanya Yesus, tidak ada orang di dunia ini yang lebih menderita dibandingkan Tuhan Yesus. Oleh sebab itu kita menyebut Yesus sebagai Penyelamat.

Thanks to Permata Kehidupan

LhemuZylla Blog Copyright © 2011 | Template created by O Pregador | Powered by Blogger